
Indonesia Akan Panen Investasi di 2022
January 4, 2022 0 Comment
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa ada tiga strategi ekonomi: ekonomi hijau, digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan pengembangan industri hilir. Aspek pengembangan industri hilir ini menjadi fokus khusus pemerintah untuk tahun 2022.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyampaikan, 2022 akan menjadi tahun industri hilir di Indonesia. Indonesia harus fokus mengolah komoditas menjadi produk siap pakai, dimulai dari nikel.
Perlu diketahui, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yaitu 21 juta ton. Hilirisasi nikel mentah menjadi produk seperti baterai mobil listrik akan menambah nilai komoditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, kemitraan dalam industri sudah dimulai—misalnya, kemitraan antara Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) Indonesia dan LG senilai 9,8 miliar dolar AS.
Pada industri hilir, tiga fokus utama Indonesia adalah industri pertambangan dan mineral, industri batubara dan bahan bakar, serta agroindustri. Dalam acara Beritasatu Economic Outlook 2022 pada November lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa fokus pada hilirisasi komoditas mentah Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ekspor dan kemampuan bangsa untuk bersaing di pasar internasional. Salah satu target industri hilir adalah Indonesia bisa berhenti secara bertahap mengandalkan ekspor untuk komoditas, seperti bauksit dan timah.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa kemajuan industri hilir berbasis pertambangan dan mineral dapat dilihat melalui program pengembangan industri pengolahan dan pemurnian (smelter). Saat ini, kapasitas tahunan smelter yang sudah beroperasi mencapai 12,3 juta ton untuk nikel, 6 juta ton untuk aluminium, 3,2 juta ton untuk tembaga, dan 19 juta ton untuk baja. Sejak 2015 hingga kuartal ketiga 2021, terdapat 69 perusahaan di industri smelter logam, dengan total nilai investasi 51,43 miliar dolar AS.
Pada industri hilir berbasis batu bara dan bahan bakar minyak (BBM), perkembangan saat ini antara lain mencakup proyek gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan Kutai Timur (pabrik batu bara menjadi kimia). Proyek lainnya berlokasi di Meulaboh, Aceh (pabrik batu bara menjadi metanol). Proyek-proyek tersebut ditopang oleh cadangan batu bara Indonesia yang melimpah, yakni sebesar 38,84 miliar ton. Proyek-proyek ini diharapkan dapat mempelopori perubahan dalam ekosistem industri Indonesia yang lebih besar.
Dari seluruh potensi industri hilir, Kementerian Investasi/BKPM juga berkomitmen memfasilitasi investor untuk masuk ke industri tersebut. Untuk memudahkan investasi, Kementerian Investasi/BKPM fokus pada efisiensi dan biaya yang diperlukan dalam pengurusan perizinan, transparansi, dan kecepatan. Untuk daerah di luar Pulau Jawa, pemerintah memberikan insentif dan layanan lain untuk mendorong pembangunan nasional yang merata.
Selain menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah bagi komoditas dalam negeri, pengembangan industri hilir juga akan membantu menstabilkan perekonomian nasional di tengah kondisi pasar komoditas yang fluktuatif.
Panen Investasi di 2022
Sementara itu perjalanan Presiden Joko Widodo ke konferensi global tentang perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia dan berlanjut ke Abu Dhabi dan Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) berhasil membuahkan proyek investasi senilai 58,8 miliar dolar AS. Di antaranya, investasi sebesar 44,6 miliar dolar AS dari acara Forum Investasi Indonesia-UEA.
Presiden dalam forum tersebut menyampaikan komitmen berkelanjutan pemerintah untuk melakukan hilirisasi dan penghentian ekspor bijih mineral serta minyak mentah. “Setelah larangan ekspor aluminium dan nikel, mungkin selanjutnya adalah tembaga. Kami ingin investor membangun industri bernilai tambah di Indonesia,” komentar Joko Widodo.
Dari Glasgow perjalanan berlanjut ke Dubai. Saat di Dubai, Presiden sempat hadir di National Day dalam Dubai Expo 2020.
Presiden menyampaikan tiga sektor yang akan diprioritaskan dalam kerja sama Indonesia-UEA. Pertama, pembangunan ibu kota baru Indonesia; kedua, investasi di sektor transisi energi; dan terakhir, perdagangan melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA/Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif) yang ditargetkan siap pada Maret 2022. UEA berencana akan merealisasikan semua komitmen sebelum masa jabatan presiden saat ini berakhir.
“Realisasi investasi akan dimulai pada 2022, dan semuanya ditargetkan terealisasi pada 2023 atau paling lambat 2024,” jelas Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (11/11). Dari investasi UEA sebesar 44,6 miliar dolar AS, Kementerian Investasi/BKPM akan mengelola 26,6 miliar dolar AS sedangkan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) akan mengelola sisanya.
Minat untuk berinvestasi di Indonesia datang dari berbagai pelaku industri di UEA. Pelaku industri tersebut antara lain Al Dahra Group (produk olahan susu), Yas Holding (pertanian), Damac Properties (properti), AMEA Power (energi terbarukan), dan Emirates Global Aluminum (peleburan aluminium) yang akan bermitra dengan perusahaan pertambangan Indonesia PT Inalum yang sekarang jadi anggota Mind ID, perusahaan pertambangan induk milik negara.
Untuk menarik investor asing, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai insentif bagi usaha di sektor energi terbarukan. Investor yang berinvestasi di sektor ini bisa mendapatkan tunjangan pajak 5-30%, tax holiday hingga 100%, dan pembebasan bea masuk untuk barang, mesin, peralatan, dan bahan mentah yang digunakan untuk produksi.
Penulis: Aprilia S
Shares