
Menyusuri Keunikan Danau Limboto
Ada Museum Pendaratan Soekarno di tepian Danau Limboto tepatnya di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa. Museum ini menjadi saksi bisu pendaratan Soekarno di Danau Limboto pada tahun 1950 dan 1956 silam.
Gorontalo tak hanya dikenal sebagai lumbung jagung nasional saja. Provinsi yang terbentuk pada 22 Desember tahun 2000 melalui Undang Undang Nomor 38 Tahun 2000 ini juga mempunyai aset keanekaragaman hayati yang menarik untuk dieksplorasi. Salah satunya adalah wisata alam Danau Limboto yang terletak di Kecamatan Limboto. Danau ini adalah danau terbesar yang ada di Gorontalo, provinsi ke-32 di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Gorontalo, luas danau ini disebutkan sekitar 3.334,11 hektar. Areal Danau Limboto berada di dua wilayah administrasi, 30 persen di Kota Gorontalo dan 70 persen di Kabupaten Gorontalo.
Sejumlah keunikan dimiliki oleh Danau Limboto yakni terhubung dengan laut dan menjadi habitat bagi ikan dan burung migran. Selain itu di danau ini juga terdapat sumber panas bumi (geothermal) dan menjadi muara bagi 23 sungai yang mengalir di sekitarnya. Disamping itu, tepian danau yang berlumpur termasuk yang ada di persawahan sekitar danau merupakan hasil substrat kaya akan unsur hara. Burung-burung migran di sini menjadikan danau sebagai lahan untuk mencari pakannya.
Danau ini dapat dinikmati dengan mengelilinginya menggunakan perahu yang dapat disewa dari masyarakat setempat. Umumnya persewaan perahu terdapat di Kampung Kayudurian dan tidak ada harga khusus yang dipatok oleh warga untuk menyewa satu perahu. Jadi, silakan bernegosiasi dengan pemilik perahu untuk mendapatkan harga paling pantas agar dapat menikmati keelokan Danau Limboto.
Dengan kekayaan hayati berupa beraneka jenis ikan air tawar seperti ikan nila, tawes, mujair, dan gabus, menjadikan memancing sebagai kegiatan yang paling disukai oleh para pengunjung dan masyarakat sekitar Danau Limboto. Danau ini juga memiliki ikan endemik yaitu manggabai (Glossogobius giuris) dan payangga (Ophiocora porocephala), namun saat ini sudah sangat sulit menemukan ikan endemik tadi karena minimnya upaya pelestarian.
Di sekitar danau terdapat beberapa kedai makan menawarkan aneka masakan berbahan baku ikan air tawar, baik itu dibakar atau digoreng, disesuaikan dengan selera kita. Gurihnya ikan tadi tak lengkap rasanya tanpa kehadiran sambal setempat dengan rasa pedas khas, yaitu dabu-dabu.
Datanglah pada pagi atau sore hari saat menjelang senja karena ini adalah waktu terbaik untuk menikmati pemandangan danau. Saat matahari terbit atau tenggelam, pemandangan danau kian semarak oleh kilau cahayanya jatuh di permukaan air danau dan nuansa langit yang berubah warna. Jika berkunjung pada sore hari, selain mendapatkan keindahan matahari tenggelam, juga dapat menyaksikan sekelompok burung liar terbang melintasi danau menuju sarang mereka.
Obyek Wisata
Beberapa obyek wisata juga terdapat di sekitar Danau Limboto dan sayang untuk dilewatkan karena memiliki banyak kenangan. Seperti sebuah rumah sederhana bercat putih di tepian Danau Limboto, tepatnya di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Rumah ini menjadi saksi bisu bagi masyarakat Gorontalo ketika Presiden Pertama RI, Soekarno menginjakkan kakinya di daerah ini. Soekarno dua kali mengunjungi Gorontalo yaitu pada 1950 dan 1956 silam dengan menggunakan pesawat amfibi, yaitu pesawat yang bisa mendarat di air.
Lokasi pendaratannya di tepian Danau Limboto tepatnya di dermaga Desa Iluta. Sang Proklamator menggunakan rumah bercat putih tadi sebagai tempat beristirahat untuk menyaksikan keindahan danau. Usai peristiwa istimewa ini, warga dan pemerintah daerah setempat bersepakat untuk menjadikan rumah bercat putih itu sebagai Museum Pendaratan Soekarno. Museum ini kerap dikunjungi masyarakat terutama pada hari-hari libur sekolah.
Tak hanya Museum Pendaratan Soekarno saja, karena masih ada obyek wisata lainnya di sekitar Danau Limboto. Salah satunya adalah Benteng Otahana yang berlokasi di atas bukit di Desa Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng Otanaha menjadi satu-satunya benteng di Tanah Air yang dibangun di tepian danau. Lokasi ini menyajikan wisata sejarah sekaligus wisata pemandangan alam.
Pemandangan ditawarkan dari benteng ini sangat mempesona. Karena letaknya di puncak bukit dan bersebelahan langsung dengan Danau Limboto sehingga siapa pun ketika mengunjungi benteng ini dapat sekaligus menikmati pemandangan indah Danau Limboto dari ketinggian. Untuk sampai ke lokasi benteng, pengunjung harus mendaki sebanyak 351 anak tangga. Uniknya lagi, batu-batu sebagai bahan utama untuk membangun benteng ini menurut ceritanya direkatkan dengan putih telur dari burung maleo, satwa endemik Sulawesi.
Di sisi barat danau, terdapat sumber air panas yang memiliki suhu konstan 75 derajat Celcius sepanjang tahun. Lokasi mata air panas ini dijadikan kawasan wisata alam bernama Pentadio Resort. Pengunjung yang berwisata ke Danau Limboto juga bisa sekaligus datang ke pemandian air panas ini. Pentadio Resort merupakan salah satu obyek wisata andalan Provinsi Gorontalo.
Dalam bahasa setempat, Pentadio berarti pantau dan danau. Diberi nama Pentadio lantaran resor ini ada di tepi Danau Limboto di Desa Pentadio, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Pemandian Pentadio memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk merasakan siraman air panas langsung dari mata air. Air hangat ini selain dapat menghangatkan tubuh, belerangnya juga bisa bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Setiap tahunnya pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo menggelar pagelaran budaya bertajuk Festival Pesona Danau Limboto (FPDL) untuk menarik minat turis domestik dan asing. Festival ini diadakan setiap bulan September berlokasi di pesisir Danau Limboto dan diisi oleh berbagai kegiatan menarik seperti pawai budaya, lomba perahu tradisional, dan Alanggaya atau festival layang-layang tradisional.
Dalam FPDL ini juga digelar pemilihan Nou dan Uti Gorontalo, pameran busana tradisional Gorontalo, lomba burung berkicau dan festival adventuring. Digelar juga pesta kuliner dengan menyajikan berbagai makanan dan masakan tradisional khas Gorontalo seperti ayam iloni, es brenebon, ilabulo, bilenthango, dan sayur putungo. Tentu saja ikut hadir binte biluhuta, masakan khas Gorontalo yang terkenal itu. Sayangnya, selama masa pandemi virus Covid-19 sejak 8 bulan terakhir ini, FPDL ditiadakan untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menyebarkan Covid-19 kepada masyarakat.
Anda tertarik mengunjungi danau ini? Danau Limboto lokasinya mudah dijangkau dan dapat ditempuh selama 20 menit dari pusat kota Gorontalo atau sekitar 16 kilometer dari Bandar Udara Jalaluddin. Ada angkutan umum menuju ke Danau Limboto termasuk dapat memakai taksi atau menyewa kendaraan dari aplikasi pemesanan jasa angkutan daring.
Jika ingin bermalam agar dapat menikmati hari lebih lama untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayatinya, terdapat banyak penginapan dengan beragam kelas disesuaikan dengan anggaran kita, baik di sekitar Danau Limboto atau di Kota Gorontalo.
Sebelum memulai petualangan ke Danau Limboto, jangan lupa selalu memperhatikan pesan ibu dengan menjalankan protokol kesehatan untuk pencegahan virus Covid-19 yaitu memakai masker dan membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak. Selamat bertualang!
Penulis: AS Rasyidin