
Pertamina Tancap Gas, Pengeboran Enam Sumur di Awal Tahun
Subholding Upstream Pertamina mengawali tahun 2022 dengan melakukan pengeboran enam sumur pengembangan di beberapa wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tepat pada saat pergantian dari tahun 2021 ke tahun 2022, di Regional Sumatera dilakukan pengeboran tiga sumur yaitu, tajak sumur KRG-PA1 oleh Pertamina EP (PEP) Limau Field Sumur ini terletak di Desa Rambang Senuling, Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Prabumulih, Sumatera Selatan dan di bor menggunakan RIG PDSI #32.2/N80UE-E. Selain itu, Pertamina juga melakukan pengeboran sumur PRD-09 di PEP Rantau Field dan sumur MNA-P03 di Pertamina Hulu Rokan (PHR) lapangan Minas.
Selain di Regional Sumatera, kegiatan pengeboran tiga sumur pengembangan juga dilakukan di Regional Kalimantan, yaitu sumur B-2102 di Zona 10 Pertamina EP Bunyu Field, sumur STW-08 di Zona 9 Pertamina EP Sangatta Field dan sumur TN-AA323 di Zona 8 Pertamina Hulu Mahakam (PHM) lapangan Tunu.
“Tajak sumur di awal tahun ini dilakukan sebagai upaya percepatan, sehingga diharapkan Pertamina dapat berkontribusi secara optimal dalam upaya menjaga tingkat produksi migas nasional,” ujar Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi (Subholding Upstream Pertamina) seperti yang ditulis di laman BUMN.go.id.
Lebih lanjut, Arya menegaskan bahwa pelaksanaan tajak sumur di pergantian tahun ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina untuk terus melakukan usaha-usaha tanpa jeda dalam peningkatan produksi migas.
Pada malam pergantian tahun, Pertamina bersama SKKMigasjuga memastikan kegiatan lifting migas di terminal dan titik serah seluruh wilayah kerja dapat berjalan lancar sehingga lifting migas tahun 2021 dapat tercapai maksimal
Adapun produksi migas Subholding Upstream Pertamina sampai dengan November 2021 mencapai 887 MBOEPD yang terdiri dari 437 MBOPD minyak dan 2.608 MMSCFD gas. Hasil ini merupakan produksi migas dari seluruh wilayah kerja Subholding Upstream Pertamina termasuk yang berasal dari luar negeri. Sedangkan untuk produksi dari dalam negeri sendiri mencapai 340 MBOPD minyak dan 2.290 MMSCFD gas.
“Kami akan terus melakukan upaya-upaya peningkatan produksi untuk dapat berkontribusi optimal dalam mendukung upaya pencapaian target produksi nasional 1 juta BOPD dan 12 BSCFD tahun 2030 serta melakukan kegiatan operasi dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja dan kegiatan operasi yang mendukung upaya-upaya pengurangan emisi menuju Net Zero Emission tahun 2060,” pungkasnya.
Investasi PT Pertamina International Shipping
Dalam berita sebelumnya, disebutkan bahwa PT Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan investasi sebesar US$ 1,5 miliar – US$ 1,6 miliar untuk pengembangan dan investasi bisnis perusahaan hingga tahun 2030.
CEO Pertamina International Shipping Erry Widiastono mengatakan kebutuhan investasi tersebut sejalan dengan kondisi kebutuhan energi nasional serta global, dengan menekankan faktor lingkungan dan transisi energi. Adapun kebutuhan investasi tersebut akan dipenuhi dari internal equity maupun mencari sumber pendanaan lain atau new capital injection.
“PIS akan mengantisipasi perkembangan ke depan untuk arah bisnis perkapalan, pada kapal-kapal yang lebih green. Misalnya kapal-kapal untuk pengangkutan gas seperti LPG, LNG, dan lainnya. Nantinya kami akan lihat juga perkembangan lebih lanjut di sektor renewable energy,” ujar Erry dalam acara webinar Linking Investment and Business Prospect of Integrated Marine Logistics in Indonesia: An Outlook 2022, yang berlangsung pada Selasa, (28/12).
Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics dari PT Pertamina (Persero), PIS memiliki peluang menjadi jembatan transisi energi. Kehadiran energi baru dan terbarukan atau renewable energy merupakan keniscayaan, namun kebutuhan akan energi yang berbasis hidrokarbon masih terus ada selama masa transisi ini.
Kebutuhan energi yang masih besar ini tercermin dari kondisi ekonomi, baik nasional maupun global yang sedang masa pemulihan dan berpotensi untuk tumbuh. “Kami harapkan paska pandemi ini akan bergerak tumbuh, dan ketika tumbuh analisis kami ada juga pertumbuhan konsumsi energi dan berujung ke kebutuhan energi nasional maupun regional,” jelasnya.
Tidak hanya melayani jasa pengangkutan untuk komoditas energi seperti crude oil, BBM, dan gas. Erry juga mengatakan bahwa PIS juga memiliki bisnis perkapalan untuk komoditas non energi. Ia optimistis, seiring dengan pulihnya ekonomi dunia maka permintaan dan perputaran logistik secara global juga akan ada kenaikan.
Komitmen PIS terhadap lingkungan juga diwujudkan dengan roadmap green integrated marine logistics company. “Ke depan, bisnis juga lebih mengarah ke green cargo seperti cargo gas. Di sisi bunkering atau fuel juga mengarah kepada fuel yang lebih green seperti LNG dan LPG. Terminal juga mengarah ke green energy, storage juga. Jadi kami memang mengarah ke green energy.”
Pada acara yang sama, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Dr. Indra Darmawan menyampaikan soal potensi bisnis dan investasi maritim serta logistik di Indonesia yang sangat besar.
Indra memaparkan tahun 2022 adalah tahun new normal. “Ada optimisme yang bisa memandu kita menjalani tahun depan lebih baik,” jelasnya. Optimisme ini tercermin dari target investasi nasional yang dinaikkan dari Rp 900 triliun di 2021 menjadi Rp 1200 triliun di tahun 2022.
Meskipun terdapat proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi global dari level 5% ke 4% di tahun depan, menurutnya secara nasional justru ada kenaikan pertumbuhan ekonomi dari 4% ke 5%. “Indonesia akan dapat berkah dari tingginya harga komoditas di pasar energi dunia dan ini akan berimbas ke industri shipping,” jelasnya.**