
Program Holding Ultra Mikro Sukses!
Di acara hari Kartini, WOMAN 2022 yang dilaksanakan oleh Holding Ultra Mikro; BRI, Pegadaian dan PNM, Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan apresiasi kepada Direksi dan Komisaris Holding Ultra Mikro dan juga seluruh entitasnya.
“Selamat! Anda berhasil, bahkan sudah melampaui target. Artinya bukan hanya bicara angka, tetapi juga berapa banyak lapangan kerja yang bisa dihasilkan, berapa banyak UMKM yang sudah bisa terbantu. Secara makro, kesuksesan di level mikro ini mampu berkontribusi dalam mendukung perekonomian nasional.”
Di dalam konsolidasi holding ultra mikro ini sudah menghasilkan nasabah PNM Mekaar 12,7 juta dan nasabah Tabungan Emas Pegadaian 8,7 juta, dan BRI sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia telah berhasil menyalurkan KUR sebesar lebih dari Rp720 triliun kepada lebih dari 31 juta nasabah sejak tahun 2015 hingga kuartal I 2022.
“Saya bahagia mendengarkan cerita para nasabah ultra mikro yang hadir di sini, bagaimana BRI, Pegadaian dan PNM bisa mendongkrak kehidupan mereka. Apa yang ditunjukkan holding ini, bisa menjadi contoh bagaimana BUMN membuktikan mampu mencatatkan kinerja bisnis perusahaan yang baik, pelayanan publik yang maksimal, sekaligus menjadi motor dalam mendorong tumbuhnya UMKM,” ujar Erick.
Holding Ultramikro yang melibatkan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM resmi terbentuk. Hal ini seiring dilakukannya penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk holding di Jakarta, Senin (13/9).
Penandatanganan dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama BRI Sunarso dan dihadiri Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi serta Wakil Direktur Utama BRI yang sekaligus sebagai Ketua PMO (Project Management Office) Tim Privatisasi BRI Catur Budi Harto. Milestone bersejarah bagi UMKM ini tidak mengubah porsi kepemilikan pemerintah atas saham pengendali di BRI. Di sisi lain, setelah holding terbentuk, negara tetap memiliki satu lembar saham merah putih seri A atau golden share di Pegadaian dan PNM.Baca Juga
Sebelumnya pembentukan Holding Ultramikro telah mendapat persetujuan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 5 Februari 2021, Ketua Komite Privatisasi pada 17 Februari 2021, dukungan dari parlemen yakni Komisi XI dan Komisi VI DPR pada 16 Maret dan 18 Maret 2021, dan telah diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No 73/2021 tentang Penyertaan Modal Negara (PMN) BRI tanggal 2 Juli 2021.
Holding juga didukung pula dengan Keputusan Menteri Keuangan tentang nilai PMN BRI pada 16 Juli 2021, persetujuan dari RUPS-LB BRI pada 22 Juli 2021, serta persetujuan OJK Bank serta OJK Pasar Modal pada 24 Agustus & 30 Agustus 2021.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hal ini menjadi tonggak bersejarah berdirinya Holding Ultramikro yang memiliki visi ekonomi kerakyatan. “Saya berterima kasih atas komitmen tiga BUMN mewujudkan Holding Ultramikro dan ini merupakan momentum kebangkitan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Erick.
Holding Ultramikro, tambah Erick, akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. ****